Sejarah Vespa Kongo mencakup kisah dari hadiah yang diberikan untuk Tentara Perdamaian PBB oleh pemerintah Indonesia. Hadiah ini merupakan simbol kerjasama dan dukungan Indonesia terhadap upaya perdamaian di dunia, serta sebagai wujud apresiasi terhadap kontribusi TNI dalam misi perdamaian PBB. Salah satu bentuk hadiah tersebut adalah pengadaan sejumlah Vespa dengan kapasitas mesin 150 cc dan 125 cc yang kemudian dikenal sebagai Vespa Kongo.
Pada periode 1960-an, saat Indonesia bergabung dalam misi perdamaian PBB, pemerintah Indonesia menghadiahkan sejumlah Vespa kepada pasukan perdamaian TNI yang ditempatkan di Kongo. Vespa dipilih sebagai hadiah karena ketangguhan, kestabilan, serta kemampuan melintasi berbagai medan menjadi karakteristik yang sangat diperlukan dalam operasi perdamaian di wilayah Kongo yang yang medannya cukup sulit.
Vespa 150 cc dan 125 cc yang dihadiahkan memiliki sejarah panjang sebagai salah satu sepeda motor klasik yang sangat ikonis. Di dalam konteks hadiah untuk TNI, Vespa menjadi simbol kecintaan dan kebanggaan akan produk dalam negeri yang dikirimkan sebagai dukungan untuk menjaga perdamaian dan keamanan di wilayah konflik. Pemberian Vespa juga menjadi bentuk penghargaan pemerintah Indonesia terhadap keberanian dan dedikasi TNI dalam melaksanakan tugas perdamaian di negara asing.
Setelah diterima oleh pasukan perdamaian di Kongo, Vespa tersebut menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari personel TNI. Mereka menggunakan Vespa untuk mobilitas dalam menjalankan tugas, serta sebagai sarana transportasi untuk menjangkau daerah-daerah yang sulit dijangkau. Keberadaan Vespa Kongo tidak hanya menjadi alat transportasi semata, tetapi juga menjadi ikon kebersamaan dan semangat dalam menjalankan misi perdamaian.
Sebagai hadiah yang bersejarah, Vespa Kongo tetap menjadi bagian dari cerita perjalanan TNI dalam menjunjung tinggi perdamaian di dunia. Hadiah ini mengukuhkan hubungan solidaritas antara Indonesia dan TNI dengan komunitas internasional dalam menjaga perdamaian dunia.